Bagian Kedua
Pada suatu hari datanglah para Malaikat Allah menghadap Allah dan di antara mereka datanglah juga aku, Lucifer. Dan Allah duduk di takhtaNya yang nampak bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu dipersiapkan bagi dua puluh empat Malaikat utama, termasuk aku.
Kami semua memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala. Rambut kami semua memang putih bersinar-sinar, sehingga kami juga sering disebut dengan “dua puluh empat tua-tua”. Kami inilah yang sering disebut para allah dan para pengamat. Kami berkumpul di Taman Eden, dekat sumber sungai air kehidupan, tempat di mana takhta Allah ada. Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal, di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Dari dua puluh empat Malaikat, ada tiga Malaikat utama, yakni aku sendiri, Mikhael dan Gabriel. Sementara sisanya dua puluh satu Malaikat berada di bawah kami bertiga, di mana masing-masing memimpin tujuh Malaikat. Aku membawahi tujuh Malaikat, Mikhael membawahi tujuh Malaikat dan demikian pula dengan Gabriel. Jadi jumlah keseluruhannya adalah dua puluh empat Malaikat. Tujuh adalah angka yang istimewa bagi Allah.
Seperti biasa, bertanyalah Allah kepadaku : “Dari mana engkau?” Lalu jawabku kepada Allah : “Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” Kemudian setelah itu Allah berkata kepada kami semua, para Malaikat-malaikatNya, “Tidakkah engkau memperhatikan hambaKu, Adam? Tiada ciptaan lain yang sesempurna dia.”
Kami semua bersorak memuji-muji Allah : “Kudus, kudus, kuduslah Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.” Dan kemudian tersungkurlah kami semua di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan kami menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan kami melemparkan mahkota kami di hadapan takhta itu, sambil berkata : “Ya Tuhan Allah dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.” Baca entri selengkapnya »